Langsung ke konten utama

Sejarah Alat Musik Ginggong dan Landak Hutan di Pujut Lombok Tengah

Sejarah ringkas Alat Musik Ginggong dan Landak Hutan di Pujut Lombok.
Ginggong adalah sebuah alat musik yang terbuat dari bilah bambu atau bilah pelepah daun Aren yang berbentuk bilah dan tipis serta di mainkan dengan cara di taruh di kedua sela bibir atau di mulut dan di apit oleh kedua sela bibir yaitu bibir atas dan bibir bawah oleh si pemain alat musik tersebut dan di tarik-tarik tali gagangnya secara cepat dan terus menerus. Tali ginggong yang di sambungkan atau yang di ikat pada gagangnya setelah di mainkan dengan cara di tarik-tarik secara cepat dan berulang-ulang serta terus menerus akan menghasilkan sebuah bunyi yang unik dan sangat indah. Alat musik Ginggong yang sedang berada di bibir si pemakai atau si pemain alat musik tersebut bisa dengan mudah di atur nada-nadanya yang sesuai dengan keinginan serta sasuai selera dari si pemain alat musik tersebut. Karena di dalam alat musik Ginggong tersebut ada terdapat sebuah bilah kecil yang mirip seperti lidah yang bisa bergetar dan getaran tersebut di pantulkan dari dalam rongga mulut si pemain sehingga mampu menghasilkan sebuah bunyi yang terdengar sangat indah,merdu dan memukau.
Berdasarkan dari tuturan atau kisah sejarah Ginggong yang sumber kisahnya secara turun temurun yang berasal dari tuturan para orang-orang tua suku Sasak Lombok dari zaman dahulu kala hingga sekarang adalah bermula ketika di zaman dahulu kala di sebuah perkampungan Suku Sasak Lombok hiduplah seorang gadis cantik jelita yang bernama si Ceping. Si Ceping ini memiliki paras yang sangat cantik dan memikat hati para pemuda yang hidup disekitar wilayah perkampungannya pada zaman itu.Maka tersiarlah kabar bahwa ada dua orang pemuda yang selalu berebutan dan bersaing ketat untuk bisa mendapatkan cinta dari si Ceping ini,keduanya sangat berambisi untuk bisa selalu dekat dengan si Ceping yaitu si Burka dan si Cala. Kedua orang pemuda ini yaitu Si Burka dan si Cala memiliki sifat dan tabiat serta perangai yang sangat berbeda dan sangat berlawanan. Si Burka adalah sosok seorang pemuda yang berwajah tampan serta bertabiat baik,Sedangkan si Cala adalah seorang pemuda yang berperawakan buruk dan bertabiat buruk. Sehingga hal inilah yang membuat si Ceping lebih memilih si Burka untuk dia cintai.Hal ini membuat si Cala merasa kecewa dan berusaha untuk memisahkan kedua pasangan ini yaitu antara si Ceping dengan si Burka. Berkali-kali usahanya untuk memisahkan cinta antara si Ceping dengan si Burka ini selalu gagal, hingga suatu hari ketika di lihatnya si Burka sedang mendatangi rumah si Ceping maka secara diam-diam si Cala mengintip-intip dan berusaha mendengar pembicaraan mereka. Si Cala secara diam-diam bersembunyi di balik pagar dan di antara semak-semak belukar yang tumbuh di belakang rumah si Ceping dia berhasil mencuri dengar pembicaraan di antara keduanya yaitu antara si Ceping dengan si Burka.
Si Burka mengajak si Ceping agar secepatnya mereka berdua untuk segera menikah.
Si Cala merasa sangat tidak terima padahal dia juga sangat mencintai si Ceping ini hingga dia terus berusaha mencari cara agar pernikahan itu gagal dan tidak terjadi.
Si ceping yang di ajak menikah oleh si Burka merasa sangat terkejut dan kelihatannya dia belum siap namun akhirnya lama kelamaan setelah dia berfikir-fikir akhirnya si Ceping pun sanggup untuk dinikahi oleh si Burka. Namun sebelumnya si Ceping ini memberikan sebuah syarat dan waktu serta tempat yang tepat pada si Burka untuk keduanya segera pergi kabur dari rumah.
Karena memang sudah merupakan sebuah tradisi di daerah itu untuk bisa pergi dan untuk bisa di nikahi oleh seorang pemuda maka si gadis harus bisa dibawa keluar dari rumah dan di bawa kabur dan mereka kemudian pergi secara diam-diam dari rumah si gadis tersebut dan di bawa ke rumah si pemuda yang sudah di kenali sebagai pacar atau calon suami dari si gadis tersebut. Karena perbuatan berangkat kawin atau pergi menikah secara terang-terangan didepan kedua orang tua si gadis itu bisa di anggap suatu hal yang sangat tabu dan di larang karena berbagai alasan, salah satu alasannya adalah karena perbuatan semacam ini bisa di anggap kurang ajar dan tidak sopan, alasan kedua yaitu kedua orang tua si gadis tidak mau bahkan belum siap dan tidak rela serta tidak ingin di tinggalkan pergi dan hidup berpisah dengan anak gadisnya yang sangat mereka sayangi dan sangat mereka kasihi sejak kecil hingga tumbuh dewasanya.

Si Ceping meminta agar si Burka membuat sebuah benda yang bisa mengeluarkan suara yang di mainkan di mulut agar suara dari benda itu nanti bisa memberi aba-aba dan memberi kode isyarat bahwa si Burka memang sudah tiba dan sudah datang serta sudah sampai dan sedang menunggu di balik pagar belakang rumah untuk menjemput si Ceping.Benda yang di buat dan yang di bawa oleh si Burka ini tidak lain adalah alat musik Ginggong yaitu alat musik yang sudah sangat terkenal sampai sekarang dan makin tenar di gunakan dan di mainkan oleh masyarakat suku Sasak Lombok Tengah bagian Selatan sebagai alat musik tradisional dan hiburan.
Dengan demikian maka si Ceping ini nanti bisa secepatnya berkemas-kemas untuk menyambut kedatangan dari si Burka diluar pagar rumah untuk mereka segera bisa pergi kabur dari rumah si Ceping.
Namun ternyata si cala berhasil mencuri dengar pembicaraan antara si ceping dengan si Burka. Sehingga dengan demikian maka dengan gesit dan cekatan si Cala berhasil membuat benda yang dimaksud oleh si Ceping hari itu juga.
Sesuai dengan yang dijanjikan nya kepada si Burka maka si Ceping dengan setia selalu menunggu kedatangan si Burka . Sehingga sesuai dengan waktu yang telah mereka sepakati maka terdengarlah bunyi sebuah benda yang dimaksud oleh Si Ceping itu dari balik pagar belakang rumah. maka si Ceping pun bergegas mengikuti arah suara dari benda itu karena ternyata seseorang memang sedang menunggu dan sedang menanti di sana,karena ternyata orang itu tanpa diketahui oleh si Ceping adalah ternyata si Cala bukan si Burka kekasihnya.Namun tubuh dan wajah si Cala ditutupi kain sehingga tanpa sadar dan tanpa di ketahui oleh si Ceping ia hanya bisa mengikuti kemana arah si Cala melangkah.Si Ceping pun terus mengikuti langkah si Cala sehingga makin lama mereka semakin jauh meninggalkan rumah si Ceping menuju ke arah hutan untuk mereka bersembunyi.Setelah si Ceping dan si Cala sudah lama pergi dan sudah jauh meninggalkan rumah itu maka pada saat itulah si Burka pun muncul, sehingga sesuai dengan tempat yang telah direncanakan untuk menunggu si Ceping itu maka mulailah si Burka memainkan benda itu yang tiada lain adalah alat musik Ginggong untuk memanggil si Ceping .Untuk memberikan aba-aba kepada si Ceping si Burka terus saja memainkan Ginggong itu namun yang ditunggunya tidak muncul-muncul sehingga tidak terasa cahaya fajar pun mulai nampak di ufuk timur. Si Burka tidak berputus asa dia terus saja memainkan suara Ginggong itu hingga tak terasa Mataharipun mulai terbit di ufuk timur.  Si Burka mulai merasakan sesuatu yang aneh terjadi pada kulit tubuhnya. Tubuhnya ditumbuhi duri-duri yang runcing dan berubahlah dia menjadi seekor Landak yang tak henti-hentinya memainkan suara Ginggong sampai saat ini. Itulah kisah dan sejarah ringkas tentang asal muasal alat Musik Ginggong dan Landak hutan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Makam Baloq Riwang di Kecamatan Pujut

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh. Kawan-kawan sahabat pembaca yang budiman dan yang dirahmati oleh Allah subhanahuwataala,terimakasih banyak sebelumnya penulis ucapkan atas segala perhatian,waktu dan kesempatan yang telah sahabat berikan untuk sekedar hanya membaca dan melihat tulisan ini.Puja dan puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwataala senantiasa kita panjatkan karena atas berkat rahmat-Nya sehingga di sini penulis bisa menjelaskan walau mungkin di sana sini masih banyak kekurangan tentang sebuah kisah sejarah yang sudah terjadi di Pulau Lombok umumnya dan di wilayah Lombok Tengah khususnya. Salam dan Salawat tak lupa pula kita layangkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad Sallallahuwaalaihiwasallam yang telah merombak umat manusia dari jalan yang berliku-liku menuju jalan yang lurus dan dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang,dan untuk semua para sahabat-sahabat beliau. Sebaga awal pembuka sekaligus sebagai bahan mater...