Langsung ke konten utama

Sejarah Makam Baloq Riwang di Kecamatan Pujut

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh.

Kawan-kawan sahabat pembaca yang budiman dan yang dirahmati oleh Allah subhanahuwataala,terimakasih banyak sebelumnya penulis ucapkan atas segala perhatian,waktu dan kesempatan yang telah sahabat berikan untuk sekedar hanya membaca dan melihat tulisan ini.Puja dan puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwataala senantiasa kita panjatkan karena atas berkat rahmat-Nya sehingga di sini penulis bisa menjelaskan walau mungkin di sana sini masih banyak kekurangan tentang sebuah kisah sejarah yang sudah terjadi di Pulau Lombok umumnya dan di wilayah Lombok Tengah khususnya.

Salam dan Salawat tak lupa pula kita layangkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad Sallallahuwaalaihiwasallam yang telah merombak umat manusia dari jalan yang berliku-liku menuju jalan yang lurus dan dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang,dan untuk semua para sahabat-sahabat beliau.

Sebaga awal pembuka sekaligus sebagai bahan materi pembahasan yang pertama yang akan kita bahas di dalam blog ini adalah tentang Sejarah Makam Baloq Riwang yang berada di Gawah Tunaq wilayah Kecamatan Pujut,namun sebelumnya penulis memohon maaf yang sebesar-sebesarnya kepada seluruh para pembaca yang budiman karena bukan maksud penulis untuk membuka luka lama yang sudah berlalu dan yang sudah terkubur.Tetapi demi kelurusan dari sebuah sejarah yang akan di ketahui oleh anak cucu kita kelak alias generasi muda bangsa kita yang akan meneruskan perjuangan dan yang akan terus mengisi kehidupan di dalam bangsa kita sendiri. Maka penulis dengan segenap kemampuan walau di sana-sini mungkin masih di anggap jauh dari kata yang sempurna untuk mencoba terus menulis dan akan terus memberikan informasi terkait tentang kejadian sejarah yang telah terjadi di dalam Negeri kita sendiri yang sama-sama kita cintai ini.

Makam Baloq Riwang terletak di ujung selatan Gawah Tunaq ( Hutan Tunaq di Lombok Tengah bagian selatan ). Makam ini memiliki sejarah dimana pada waktu itu Lombok Tengah ingin di kuasai oleh pasukan Anak Agung Made Karangasem yang beragama Hindu dari Pulau Bali.
Maka bisa di katakanlah Makam ini adalah merupakan situs sejarah peninggalan di era pemerintahan Arya Banjar Getas ke VIII di Praya versus Anak Agung Made Karangasem dari Pulau Bali.
Peristiwa ini terjadi pada saat berlangsungnya Perang Praya babak ke II yang terjadi pada tahun 1891 sampai dengan tahun 1894 tepatnya tanggal 1 bulan Muharam 1310 Hijriah atau pada tanggal 8 Agustus 1891 Masehi.

Kota Praya pada saat itu di pimpin oleh Lalu Ismail alias Guru Bangkol ( Bangkol = tidak bisa punya anak atau keturunan).
Lalu Ismail adalah di ketahui sebagai keturunan dari Arya Banjar Getas ke VII yaitu raja dari Kerajaan Banjar Getas di Praya. Lalu Ismail memiliki tiga nama sebutan yang populer yaitu Lalu Ismail,Lalu Semail atau Guru Bangkol. Pasukan Hindu Bali yang di pimpin oleh Anak Agung Made Karangasem yang di bantu oleh tiga orang patihnya yaitu Gusti Ketut Gosa, Ida Nyoman Gelgel dan Gusti Nyoman Pengsong mereka berhasil merampas  Praya selama lebih dari enam bulan waktu peperangan. Selama enam bulan mereka berperang barulah mereka berhasil membuat kota itu rusak dan porak-poranda.

Kota Praya pada saat itu yang tinggal tersisa sekaligus sebagai basis pertahanan terakhirnya adalah di kampung Prapen dan sebuah Masjid. Masjid itu berada di dalam kota Praya yaitu Masjid Jamiq yang terletak di kampung Prapen.
Atas kuasa Allah Subhanahuwataala hingga sampai saat ini masjid itu masih berdiri dengan kokoh meskipun sampai di zaman sekarang terkadang Masjid itu sudah mengalami beberapa kali renovasi.
Lalu Ismail alias Guru Bangkol pada waktu itu berjuang dan bertahan di dalam masjid bersama enam orang temannya. Keenam orang temannya itu yaitu Mamiq Diraja,Mamiq Sapian,Haji Yasin,Amaq Gewar,Amaq Tombok dan Amaq Lembain.
Berhari-hari mereka bertahan di dalam masjid menahan serangan dari pihak musuh. Mereka bertahan di dalam masjid yaitu lebih kurang selama lima belas hari pertempuran.
Hingga sampai saat ini masjid itu terkenal sangat keramat dan mistis.
Masjid itu terkenal sangat keramat dan mistis karena masjid itu tidak bisa dihancurkan walau di bombardir oleh pasukan Anak Agung Made Karangasem menggunakan Senjata Api,Meriam,Tombak,Panah dan lain-lain. Padahal pada waktu itu masjid itu hanya beratapkan daun alang-alang ( daun ilalang ) dan ijuk.

Berhari-hari lamanya pertempuran itu belum juga selesai.Pada saat terjadinya pertempuran itulah Baloq Riwang muncul. Baloq Riwang berhasil mengobrak abrik dan memporak-porandakan pasukan hindu Bali di halaman Masjid Jamiq. Hingga pasukan hindu Bali yang jumlahnya ribuan itu lari kocar-kacir tak tentu arah.Namun dengan sigap para patihnya yaitu Gusti Ketut Gosa dan I Nyoman Gelgel pimpinan dari pasukan itu berhasil menguasai keadaan seluruh anggota pasukannya yang sempat tercerai-berai itu.Atas perintah Anak Agung Made Karangasem mereka berlarian mundur ke arah daerah Puyung yang berada di sebelah baratnya Leneng Praya.Karena daerah Puyung terkenal sebagai tempat atau basis pertahanan pasukan hindu Bali pada saat itu.

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 1 Muharam  Hijriah, atau tepatnya pada tanggal 8 Agustus 1891 Masehi.Di ambil kisahnya di dalam kitab Bedah Takepan Pujut Sasak Lombok atau di dalam Kitab Babad Lombok.Kitab ini tertulis di atas lembaran-lembaran daun rontal yang pada zaman dahulu daun rontal banyak di gunakan orang sebagai media untuk menulis.
Bedasarkan tuturan di dalam Kitab Babad Lombok atau di dalam Kitab Bedah Takepan Lombok yang sudah ada di wilayah Kecamatan Pujut Lombok Tengah yang pada saat ini kitab-kitab itu masih di pegang oleh para pujangga-pujangga atau budayawan-budayawan Pujut Sasak Lombok di bagian Pujut sebelah timur dan selatan.
Pada saat itu Guru Bangkol alias Lalu Ismail selaku pimpinan perlawanan dari Praya sedang dalam keadaan terkepung di dalam Masjid Jamiq oleh pasukan hindu Bali.
Keenam orang temannya yang berada di dalam masjid pun ikut membantu dengan semangat yang membara.

Pada saat itu hampir Guru Bangkol bersama keenam orang temannya di dalam Masjid Jamiq itu gugur.Namun berkat pertolongan dan bantuan dari Baloq Riwang yang datang tepat pada waktunya dan juga karena kesaktiannya yang kebal senjata dari jenis senjata apapun Baloq Riwang dengan mudahnya melompati kerumunan balatentara Bali untuk menuju ke tengah-tengah arena pertempuran untuk menyelamatkan Guru Bangkol.
Baloq Riwang yang bepostur tubuh tinggi besar dan kekar dan rambutnya yang panjang merah menyala-nyala sebagai ciri fisiknya, beliau dengan mudahnya memporak-porandakan barisan laskar balatentara Bali.Telapak kakinya yang kokoh dan kekar dengan enteng dan mudahnya bertengger di atas ujung-ujung mata tombak musuh yang tajam dan runcing. Sesekali bagai terbang melayang,berlari-lari dari atas ujung-ujung mata tombak yang runcing itu dari para balatentara Bali yang jumlahnya ribuan orang ( betiti tombak istilah bahasa Sasaknya karena menggunakan ujung-ujung mata tombak yang runcing dan tajam sebagai pijakan kakinya ).
Waktu itu balatentara Bali sedang mengerubuti dan mengeroyok Guru Bangkol yang pada saat itu Guru Bangkol sedang nekat keluar sendirian dari dalam Masjid dan mengamuk seorang diri di halaman Masjid.
Namun memang begitulah taktik dan strategi perang yang telah mereka atur sebelumnya.Bersama keenam orang temannya itu secara bergiliran mereka keluar masuk seorang diri dari dalam Masjid untuk mengamuk di halaman Masjid dalam hitungan sekian detik orang yang keluar tersebut secara tiba-tiba masuk lagi kedalam Masjid.Begitulah seterusnya.
Baloq Riwang berhasil mendapati  Guru Bangkol yang pada saat itu Guru Bangkol luka-luka dan sedang jadi bulan-bulanan pasukan hindu Bali di halaman masjid.
Baloq Riwang pun mengamuk, ratusan pasukan musuh mati terkapar. Hal ini membuat semangat Guru Bangkol bersama teman-temannya makin bekobar-kobar

Anak Agung Made Karangasem yang melihat langsung jalannya pertempuran itu bersama para patih-patihnya sangat terkejut dan mereka menggigil ketakutan. Di depan mata mereka sendiri , terpampang Baloq Riwang yang bertubuh tinggi besar dengan rambutnya yang merah sedang mengamuk di tambah lagi seluruh pasukannya pada lari ketakutan menyelamatkan diri hal itulah yang membuat Anak Agung Made Karangasem menjadi lemas dan pucat.
Konon karena kesaktiannya Baloq Riwang mampu membelah diri menjadi sembilan ( 9 ) orang , ke sembilan orang perwujudannya itu mampu membabat dan meluluh lantakkan ratusan pasukan musuhnya dalam waktu yang sangat singkat.
Hal itulah yang membuat seluruh balatentara hindu Bali termasuk Anak Agung Made Karangasem selaku pimpinan berlarian pontang panting menyelamatkan diri.

Akibat kengerian dan ketakutannya itulah yang membuat Anak Agung Made Karangasem bersama ketiga orang patihnya itu harus rela kehilangan kursi tandunya yang konon terbuat dari bahan emas murni.
Waktu Baloq Riwang menghunuskan senjata kearah Anak Agung Made Karangasem , sang pimpinan pasukan Bali itu langsung meloncat merebahkan diri ke atas tanah dari kursi tandunya itu.
Selesai meloncat turun kemudian dia lari pontang panting sekencang-kencangnya bersama seluruh balatentaranya.
Dan tertinggallah sebuah Kursi tandu yang tergeletak di antara mayat-mayat pasukan hindu Bali yang telah tewas itu.
Halaman Masjid Jamiq Praya menjadi saksi bisu sejarah yang terjadi pada saat itu.
Kursi tandu itu mungkin bagi para keturunan raja dan oleh para ksatria di Bali wajib untuk di bawa dan di gunakan saat berangkat perang dan di gotong oleh beberapa orang prajuritnya.

Sebagai barang bukti sejarah,kursi tandu milik raja Bali itu ( Kursi tandu = Juli bahasa orang Sasak ) sekarang masih ada dan tersimpan di istana atau di dalam kediamannya seorang mantan pejabat penting di Lombok Tengah di kota Praya.
Benda ini adalah sebagai barang bukti sejarah sekaligus sebagai bahan prestasi atas perjuangan dari Baloq Riwang sendiri ke sepanjang masa.
Benda itu sekarang masih ada dan di tempatkan di istana baliau karena memang beliau berhak atas benda itu sekaligus beliau adalah merupakan keturunan dari raja Arya Banjar Getas di Praya.
Sekaligus beliau adalah merupakan keturunan keluarga dari almarhum Lalu Ismail alias Guru Bangkol.

Sejak dari peristiwa itulah Guru Bangkol semakin merasa sangat beterima kasih yang tak terhingga terutama untuk Baloq Riwang atas segala pengorbanan,pertolongan maupun bantuannya untuk Praya.
Keduanya telah bersumpah setia dan berjanji akan selamanya bersahabat dan bersaudara dan akan saling tolong menolong sampai akhir zaman.
Apalagi keduanya menyadari bahwa dalam islam semua umat muslim itu adalah bersaudara dalam seiman,bersaudara di bawah naungan dua kalimat sahadat, jadi wajiblah mereka semua untuk selalu saling tolong-menolong,bantu-membantu untuk menegakkan agama Islam agama Rahmatanlilalamiin di atas bumi Lombok tercinta ini.
Baloq Riwang menyadari pula bahwa kedatangan kaum penjajah dan pemaksaan kehendak dari pasukan hindu Bali ke Bumi Lombok haruslah di hentikan.
Baloq Riwang juga menyadari bahwa penjajahan di atas dunia harus di hapuskan karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan.

Baiklah kita lanjutkan lagi kisah dari lari kaburnya Anak Agung Made Karangasem dari Praya yang kembali ke daerah Puyung. Sementara itu sesampainya di Puyung Anak Agung Made Karangasem sangat murka becampur malu karena baru kali inilah selama hidupnya dia lari kabur dari medan perang.
Kedatangan Baloq Riwang di Praya itu membuat wibawanya hampir hancur, membuat dirinya malu, setres berat dan hampir putus asa.

Keberhasilan Praya membendung serangan dari pihak pasukan hindu Bali itu ternyata tidaklah berlangsung lama ,karena Anak Agung Made Karangasem pada waktu itu adalah seorang manusia yang licik ,kejam dan sadis.
Sesampainya di Puyung dia kumpulkan seluruh punggawa-punggawanya dan mengatur siasat licik. Dia bertanya kepada seluruh punggawa-punggawanya, siapakah laki-laki yang berambut merah dan yang bertubuh tinggi besar yang selama hidupnya baru pertama kali ini di temukannya itu ?
Laki-laki yang di maksudnya itu adalah  Baloq Riwang sendiri.
Ciri-ciri fisik : rambutnya merah,bertubuh tinggi besar,kulit warna putih kemerah-merahan ,karena di zaman dahulu sampai saat ini sangat langka orang yang memiliki postur dan ciri-ciri fisik seperti yang di sebutkan Anak Agung Made Karangasem di atas apalagi rambutnya berwarna merah alami.
Kalau di zaman sekarang orang yang menggunakan semir rambut bewarna merah sangatlah banyak,dan hanya dengan menggunakan cat rambut atau semir rambut bewarna merah maka akan bewarna merahlah rambut orang tersebut,beda dengan zaman dahulu cat atau semir rambut belum ada, kalaupun ada mungkin hanya ada di luar negeri saja,kalau di kawasan Nusantara ini mungkin belum ada.

Bagi Anak Agung Made Karangasem musuh terbesar sekaligus musuh yang paling sangat di takutinya di seluruh kawasan Lombok Tengah pada saat itu adalah Baloq Riwang sendiri alias si pendekar berambut merah.Oleh karena itu dia sangat bernafsu dan sangat berambisi sekali untuk ingin segera melenyapkan Baloq Riwang dari Lombok Tengah dengan berbagai cara apapun bentuknya.

Pada saat itu juga Anak Agung Made Karangasem memerintahkan para patihnya untuk segera pergi kembali ke Istana Cakranegara yang berada di Lombok Barat untuk segera melaporkan hasil peperangannya melawan Praya.
Karena pada waktu itu Kerajaan hindu Mataram dan kerajaan hindu Cakranegara adalah dua kekuatan besar yang menyokong dan membantu dalam hal keperluan baik bekal logistik maupun dalam hal penambahan anggota pasukan dari acara ekspedisi penyerangan Anak Agung Made Karangasem ke Praya ini. Raja di istana Cakranegara sangat berambisi sekali agar putranya sendiri yaitu Anak Agung Made Karangasem ini sesegera mungkin untuk menguasai Praya.
Dulu di wilayah Lombok Barat sebelum ada wilayah kerajaan hindu Mataram dan wilayah Kerajaan hindu Cakranegara, semua wilayah ini adalah merupakan wilayah kekuasaan kerajaan Pejanggik yang ada di Lombok Tengah.
Kerajaan Pejanggik adalah merupakan satu-satunya kerajaan terbesar yang pertama ada di Lombok Tengah pada saat itu yaitu kerajaan sebelum berdirinya kerajaan Arya Banjar Getas di Praya.
Namun karena nafsu raja-raja di Bali ingin menjajah dan ingin menguasai seluruh wilayah di Pulau Lombok maka pada waktu itu daerah-daerah tersebut yaitu seluruh wilayah di Lombok Barat berhasil mereka rebut dari kekuasaan kerajaan Pejanggik.
Dengan keberhasilan mereka merebut seluruh wilayah Lombok Barat maka mereka berhasil pula mendirikan kerajaan Hindu Mataram dan Kerajaan Hindu Cakranegara.

Anak Agung Made Karangasem sangat tidak senang kalau ada pihak-pihak lain yang berani menghalang-halangi niat ataupun keinginannya.
Kalau ada pihak-pihak yang berani menentang maka pihak-pihak tersebut diam-diam akan dia habisi,entah dengan cara di perangi secara langsung,di culik, di adu domba ataupun di racuni dan lain-lain.
AA Made Karangasem diam-diam mengatur siasat liciknya dengan mengadakan sayembara atau perlombaan bahwa barang siapa yang berhasil membunuh atau melenyapkan Baloq Riwang di Bumi Lombok Tengah ini maka orang tersebut akan di beri hadiah berupa tanah berhektar-hektar luasnya dan sawah berhektar-hektar pula luasnya,serta kepingan-kepingan uang emas. Banyak pula orang yang tertarik dengan janji-janji hadiah itu,mereka itu adalah dari para kalangan orang-orang bodoh,licik,culas dan para pengkhianat bangsa.
Maka mereka pun berlomba-lomba mencari keberadaan dari Baloq Riwang untuk mereka lenyapkannya dari atas Bumi Lombok.
Hingga di suatu hari seseorang pengkhianatpun melihat dan mengetahui Baloq Riwang sedang menggembalakan puluhan ekor kerbau di wilayah Gawah Tunaq yang sekarang ( hutan Tunaq Lombok ). Karena memang seluruh wilayah hutan Tunaq beserta pantai-pantainya itu adalah merupakan milik dari Baloq Riwang sendiri. Seluruh wilayah hutan Tunaq adalah merupakan wilayah tanah warisan untuk Baloq Riwang dari mendiang kakek buyutnya yaitu Baloq Laksebanah. Baloq Riwang bila dilihat dari daftar silsilah keluarganya yang tertulis di dalam Kitab-Kitab Babad Lombok yang ada Lombok Tengah Kecamatan Pujut bagian timur dan selatan maka Baloq Riwang adalah dari garis keturunan Baloq Laksebanah.
Baloq Laksebanah sendiri adalah seorang Ksatria yang menjabat sebagai Mahapatih sekaligus merangkap sebagai Panglima Perang yang sangat terkenal sakti dan di segani di Kedatuan Pujut atau di Kerajaan Pujut pada waktu itu.
Dan di antara Baloq Laksebanah dengan Baloq Riwang bila di lihat dari segi persamaan fisiknya sama-sama mereka memiliki warna rambut yang sama yaitu rambutnya bewarna merah.

Baloq Riwang menjadikan kawasan hutan Tunaq selain sebagai area untuk melepas dan menggembalakan hewan ternak Kerbau juga dia gunakan sebagai area untuk bercocok tanam pada saat musim hujan tiba.Pada zaman itu selain jarang penduduk dan jarang manusia di sekitar kawasan hutan Tunaq itu, hutan Tunaq juga jarang bisa di jamah oleh tangan-tangan manusia biasa dan hanyalah manusia-manusia tertentu yang bisa memasuki kawasan hutan Tunaq itu.
Karena selain di kenal angker hutan Tunaq juga di kenal orang sebagai kawasan yang telah di huni oleh makhluk-makhluk gaib kasat mata dari golongan para jin dan para dedemit.
Namun para penghuni hutan itu telah mampu di tundukkan oleh kemampuan ilmu dari Baloq Riwang.
Baloq Riwang dikenali orang sebagai penguasa tunggal di seluruh kawasan hutan Tunaq itu.
Terkadang pada waktu itu apabila ada orang asing yang hendak melintas dan ingin melihat dari jarak dekat maupun dari jarak jauh di sekitar kawasan pantai hutan Tunaq, maka orang asing itu hanya bisa menggunakan perahu dan beputar-putar di sekitaran pantai lalu kemudian pergi.

Gerombolan kerbau-kerbau milik Baloq Riwang itu cukup dia lepas dan dia biarkan bekeliaran bebas ke tengah seluruh hutan belantara untuk mencari makan.Di hari-hari tertentu ataupun di bulan-bulan tertentu dengan ilmu yang di milikinya Baloq Riwang  mampu memanggil semua hewan-hewan ternaknya itu untuk berkumpul di tanah yang lapang.
Dan kadang pula setiap setahun sekali hewan-hewan kerbau yang jumlahnya puluhan itu dia bawa pulang ke dusun Batubolong.Dusun Batubolong sekarang terletak di wilayah Desa Bangket Parak Kecamatan Pujut.Dusun Batubolong yaitu sebuah dusun tempat tinggal istri dan anak-anak dari Baloq Riwang.

Baloq Riwang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan tafakur yaitu mendekatkan diri kepada Allah Subhanahuwataala di sebuah Pulau kecil yaitu di Gili Sayaq. Konon Baloq Riwang pernah membangun sebuah balai-balai kecil menggunakan pohon Jarak di atas tebing tepatnya di atas tebing Tanjung Bungkulan yang sekarang.Di atas balai-balai kecil itulah Baloq Riwang juga melakukan tafakurnya.Tafakur atau istilahnya Bertapa adalah jalan yang di lakukan oleh orang-orang zaman dahulu untuk mencapai ilmu yang di inginkannya baik ilmu yang beraliran putih maupun ilmu yang beraliran hitam,tergantung pada niat diri masing-masing manusia itu sendiri untuk melakukan tafakur.

Terkadang pula ada orang yang niatnya melakukan tafakur adalah untuk mendapatkan ilmu kesaktian yang luar biasa, maka keberhasilan orang itu tergantung pula dia berhasil tidaknya untuk melewati cobaan-cobaan yang datangnya bersifat gaib.
Setelah selesai melaksanakan sholat sunat maupun wajib lalu kemudian orang tersebut berzikirlah dan selalu berdoa menyebut nama Allah SWT maka ilmu maupun hajat yang di inginkan orang tersebut insyaallah pasti akan terkabulkan dan yang terpenting kita tidak boleh menyekutukan Allah SWT dengan segala jenis hal ataupun segala jenis barang atau benda apapun. Selain itu hati dan jiwa harus benar-benar di bersihkan dan di sucikan dari hawa nafsu dan hal-hal yang berbau cinta duniawi.
Dalam ajaran agama islam sholat,berpuasa ,berzikir ,berdoa, beramal sholeh dan lain-lain sangatlah di anjurkan untuk semakin bisa dekat dengan sang pencipta yaitu Allah SWT.
Sama halnya dengan Baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW,beliau mendapatkan wahyu dari Allah SWT juga karena beliau melakukan tafakur di Goa Hiro ataupun di Goa Sur.
Di atas Tanjung Bungkulan dan di atas Pulau kecil yaitu di Gili Sayaq itulah tempat beliau bertafakur hingga beliau tumbuh menjadi seorang pendekar yang sakti mandraguna dan pilih tanding di seantero Bumi Lombok pada saat itu.

Agama Islam telah lama datang dan telah lama berkembang pesat di Bumi Lombok terutama di Lombok Tengah pada saat itu.Konon Sunan Prapen atau Sunan Gresik adalah pembawa dan pengajar agama islam yang berpusat di Kampung Prapen Praya pada zaman itu.
Sunan Prapen adalah putra Sunan Giri,Sunan Giri adalah nama salah satu Wali Songo yang membawa ajaran agama Islam dari Bumi Jawa menuju Lombok.Karena pengajar agama islam di sana bernama Sunan Prapen maka di namakanlah kampung itu bernama Kampung Prapen hingga saat ini yang terletak di wilayah Praya Lombok Tengah.

Ilmu agama Islam yang Baloq Riwang miliki hampir setara dengan ilmu agama Islam yang di miliki oleh para Walisongo yang ada di pulau Jawa pada saat itu.Karena berdasarkan kisah yang tertulis di Babad Lombok bahwa salah satu contoh mukjizat yang di miliki Baloq Riwang adalah ketika ada orang yang pernah menyaksikan Baloq Riwang mampu berjalan kaki di atas permukaan air laut dan menuju ke arah timur yaitu kearah Pulau Sumbawa.Di samping itu pula berkat dari ilmunya Baloq Riwang telah mampu membelah diri menjadi sembilan orang yang mirip dengan dirinya.Di samping itu ilmu meringankan tubuh atau istilahnya "Aji Saipiangin" telah membuat Baloq Riwang bagaikan kapas yang ringan dengan mudah terbang dan mampu mencapai daerah-daerah yang jauh dalam waktu yang sangat singkat. Maka dengan seperti itulah Baloq Riwang mampu memberikan bantuan-bantuan tenaganya untuk berperang pada saat terjadinya peperangan daerah di Lombok melawan pasukan hindu Bali di daerah Rarang,Masbagiq,Jerowaru,Puyung, Kopang,Batukliang,Penujaq, Batujai,Jelantik,Sukerare,Kediri,Sakra Lombok Timur, Pringgarata, Daerah Jonggat yang berada di Lombok Tengah dan di daerah-daerah lain di seluruh pulau Lombok.

Dengan melakukan tafakur itulah Baloq Riwang tumbuh menjadi seorang pendekar pilih tanding yang berjiwa ksatria, pemberani,pengayom dan senantiasa sabar dalam setiap mendapatkan berbagai cobaan yang datang.
Dengan bertafakur itu pulalah Baloq Riwang mampu mengenal jati diri, berjiwa sabar, pemberani dan tidak sombong,serta terkenal santun dan penolong terhadap sesama manusia dan pada semua makhluk ciptaan-Nya.
Meskipun dia pernah di lukai, di khianati oleh orang lain namun dia tetap sabar dan beristiqomah bahkan musuh yang pernah berniat jahat pada dirinya ingin meminta pertolongan ketika musuh itu sudah tidak berdaya pun dia tak segan-segan menolong dan membantu. Sungguh sangat mulia, besar dan tulus jiwa dan akhlaknya.

Baloq Riwang memilih pulau kecil yaitu Gili Sayaq dan Tanjung Bungkulan itu sebagai tempat ibadahnya adalah karena pada saat itu tempat itu sunyi sepi dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menggapai tempat itu dengan ilmu yang mereka miliki.
Berpuluh-puluh tahun Baloq Riwang mendiami wilayah itu, bila musim hujan tiba Baloq Riwang dengan segenap kemampuannya berhasil bercocok tanam di tempat itu. Baloq Riwang membuka lahan-lahan untuk bercocok tanam di area Hutan Tunaq itu adalah untuk  bertanam jagung,ubi ataupun kedelai.Dan hanya beberapa kali beliau di kunjungi atau di jenguk oleh istri dan anak-anaknya yang tinggal di sebuah perkampungan yang di namakan kampung atau dusun Batubolong yang letaknya lumayan jauh dari Hutan Tunaq.

Anak dan istrinya tinggal di suatu dusun terpencil yang terletak di desa Bangket Parak Kecamatan Pujut, Desa Bangket Parak adalah desa hasil pemekaran dari Desa Teruwai Kec.Pujut. Nama dusun itu adalah dusun Batubolong,di dusun Batubolong ada terdapat beberapa bongkahan batu besar yang berlubang unik sehingga sampai sekarang dusun itu di namakanlah dusun Batubolong yang artinya Batu yang berlubang.
Di dusun Batubolong itulah keluarga Baloq Riwang tinggal dan dari keluarganya itu pulalah Baloq Riwang telah melahirkan banyak tokoh-tokoh pendekar sakti dan menjadi tokoh-tokoh ternama di zaman itu sampai saat ini. Dari tokoh-tokoh yang sangat terkenal yaitu Baloq Jaye, Baloq Jake,Baloq Walih,Baloq Ramin Templang,Baloq Mance,Baloq Wancang dan lain-lain.
Tokoh-Tokoh yang di sebutkan di atas ada banyak yang hijrah ke dusun Sunggaling dan ke dusun Gerepek Daye yang terletak di dekat dusun Batubolong itu sendiri yang sampai sekarang keturunan-keturunannya itu menjadi warga mayoritas di sana sampai saat ini.
Warga mayoritas tersebut banyak yang membawa sifat dan ciri-ciri fisik dari nenek moyangnya itu, salah satu cirinya adalah memiliki rambut yang bewarna merah alami berpostur tubuh tinggi besar dan terlihat amat berbeda dengan manusi-manusia kebanyakan.

Kita kembali lagi ke kisah awal dimana pada suatu hari ketika Baloq Riwang sedang menghalau gerombolan kerbau-kerbau kesayangannya itu yang sedang melintasi sebuah pesisir pantai di tepi Pantai Gawah Tunaq,maka di situlah ada seorang mata-mata musuh yaitu seorang utusan dari Anak Agung Made Karangasem sedang melihat gerak-geriknya dan sedang mencari tempat keberadaan Baloq Riwang.
Maka si mata-mata tersebut kembalilah dia menghadap ke Anak Agung Made Karangasem di daerah Puyung.
Orang yang menjadi mata-mata tersebut kemudian melaporkan dan menceritakan tentang apa yang telah dilihatnya itu,dia kemudian menceritakan tempat keberadaan Baloq Riwang musuh Anak Agung Made Karangasem yang sangat paling di takutinya itu. Orang yang menjadi mata-mata tersebut sangat tergiur dengan hadiah yang akan dia terima dari Anak Agung Made Karangasem tersebut.

Keesokan harinya secara diam-diam Anak Agung Made Karangasem memerintahkan para punggawanya untuk segera melakukan siasat dan taktik liciknya untuk menghabisi musuh besarnya itu.  Anak Agung Made Karangasem memerintahkan orang yang menjadi mata-mata tersebut untuk mengantarkan beberapa orang kepercayaannya menuju tempat dimana letak keberadaan dari Baloq Riwang.
Maka bersama empat orang berangkatlah mereka menuju Tanjung Bungkulan yaitu di hutan Tunaq di tempat keberadaan Baloq Riwang. Keempat orang itu di perintahkan untuk menghabisi Baloq Riwang dengan kelicikan.Anak Agung Made Karangasem sengaja memilih dan mengutus ke empat orang itu yang mereka berempat adalah dari kalangan orang-orang biasa alias dari kalangan warga kampung Sasak Lombok biasa untuk menghilangkan kecurigaan dari Baloq Riwang.

Hari itu tepatnya tanggal 28 Desember 1891 Masehi suasana di sekitar tempat tinggal Baloq Riwang di wilayah Gili Sayaq dan di Tanjung Bungkulan itu tidak seperti biasanya.
Suasana alam begitu terasa lain dari biasanya,angin bertiup begitu kencang,ombak di lautan bergulung-gulung lalu menghempas ganas ke bibir-bibir ceruk tebing di bawah tanjung Bungkulan. Udaranya terasa panas, burung-burung camar bergerombol-gerombol terbang menukik lalu menghilang di balik-balik bebatuan di tebing-tebing tinggi di pinggir-pinggir kawasan hutan Tunaq itu.
Maka di siang harinya saat Baloq Riwang sedang duduk-duduk istirahat di atas balai-balai kecil tepatnya di atas tanjung Bungkulan itu, ke empat orang dari utusan Anak Agung Made Karangasem itupun tibalah mereka di sana. Ke empat orang itupun lalu menceritakan maksud kedatangan mereka untuk menemui Baloq Riwang. Dan ternyata dari ke empat orang itu salah seorang di antara mereka sudah lama saling kenal mengenal dengan Baloq Riwang maka terjadilah suatu perbincangan yang bisa di bilang akrab.

Anak Agung Made Karangasem dalam keadaan sakit keras,beliau sekarang dalam keadaan sekarat kini beliau hanya terbaring lemah di Istana Cakranegara. Banyak para tabib di dalam istana dan di luar istana yang di datangkan untuk menyembuhkan penyakit beliau namun tidak ada yang mampu untuk menyembuhkan,dan obat yang telah mereka berikan tidak ada yang mempan.
Para ahli-ahli nujum istana banyak yang di kumpulkan untuk menerawang obat apa yang cocok untuk beliau namun tidak ada orang yang berhasil. Anak Agung Made Karangasem suatu malam di beritahukan di dalam mimpinya bahwa obat yang paling manjur yang bisa menyembuhkan beliau hanyalah "Esaq" yaitu sejenis hewan laut yang hidup di sela-sela bebatuan cadas di bawah ceruk-ceruk tebing di Tanjung Bungkulan ini.
Hanyalah Baloq Riwang yang mampu dan mengetahui jenis hewan itu dan Baloq Riwanglah yang bisa mengambil hewan itu di bawah sana,mohon sudilah kiranya Baloq membantu dan menolong kami pinta para utusan itu.

Baloq Riwang sangat terkejut mendengar berita ini, beliau tidak menyadari bahwa sebenarnya nyawanya sedang terancam dan dincar oleh mereka. Beliau tidak menyadari pula bahwa dia sedang di tipu dan di bohongi oleh orang-orang yang sedang datang sebagai tamunya ini.
Beliau  saat itu hanya menyadari bahwa meskipun musuh sekalipun yang meminta pertolongan di kala tak berdaya maka mau tak mau dia harus menolongnya,begitulah hal yang sedang berkecamuk di dalam fikirannya saat itu. Sebagai seorang pendekar sekaligus sebagai seorang keturunan ksatria dia harus berjiwa besar. Menolong musuh yang dalam keadaan tak berdaya apa salahnya begitulah pikirnya. Dan perlu untuk di garis bawahi di sini adalah tidak menolong orang yang dalam keadaan kesulitan ataupun dalam kesusahan sekiranya seseorang itu mampu menolong meskipun beda dalam akidah adalah suatu pantangan terbesar bagi seseorang,apalagi Baloq Riwang dalam posisinya di sini dia adalah seorang yang memilik kemampuan dalam hal mengobati orang yang sedang sakit.Sehingga tanpa berfikir panjang lagi diapun mengiyakan dan sanggup untuk melakukannya. Apalagi beliau dengan salah seorang dari para utusan ini beliau sudah saling kenal mengenal sehingga beliau tak menaruh rasa curiga sedikitpun apabila nantinya dia di tipu.
Dan mungkin memang itu adalah titik kelemahannya beliau karena beliau tak sempat mengklarifikasi kebenaran dari suatu berita,sehingga dia dengan gampangnya percaya apa yang telah di sampaikan oleh para pembunuh itu.Tetapi harap pula kita maklumi teknologi informasi dan teknologi transportasi di zaman dahulu beda jauh dengan di zaman sekarang. Di zaman sekarang orang tinggal pencet sebuah tombol informasi maka keluarlah informasi yang di cari.
Namun beliau pada waktu itu mungkin dia berfikir bahwa apa yang di minta oleh para utusan itu sangat gampang sekali untuk di penuhi.Apalagi jarak hutan Tunaq dengan Istana Cakranegara letaknya sangat jauh berpuluh-puluh kilometer jaraknya.Beliau tidak ingin memperpanjang waktu, tinggal beliau turun mengambil benda yang di minta di bawah tebing saja sana lalu kemudian dia akan berikan kepada para utusan itu.Dengan begitu para utusan itu pasti akan segera pergi mungkin begitulah fikirnya.
Begitulah akhlak orang zaman dahulu sangat berbeda jauh dengan akhlak manusia di zaman sekarang , kalaupun ada yang berakhlak seperti beliau maka mungkin jumlahnya bisa di hitung.

Suasana di Tanjung Bungkulan begitu makin riuh gemuruh oleh suara ombak dan angin laut yang bertiup kencang, ombak di laut pantai Tunaq semakin bergulung-gulung dan menghempas keras ke celah-celah dinding tebing-tebing yang curam di Tanjung Bungkulan.Matahari siang yang sinarnya seperti menyengat namun tak terasa karena tiupan angin laut yang tak henti-hentinya bertiup saat itu. Baloq Riwang akhirnya beranjak dari tempat duduknya dan pergi berkemas-kemas untuk segera bersiap turun ke bawah tebing.
Baloq Riwang sudah terbiasa melakukan itu,setiap akhir bulan dia sudah terbiasa turun naik di atas tebing Tanjung Bungkulan untuk mencari Keong laut,Kerang laut,Siput dan lain-lainnya di bawah sana.Dan beliau memilih area di bawah tebing Tanjung Bungkulan sebagai tempat mengambil Esaq,Keong laut dan lain-lainnya adalah karena memang di tempat itu dulunya adalah tempat yang sangat terkenal sebagai sarangnya keong,siput yang sangat banyak dan besar-besar.  Alat yang di gunakannya pun sangat sederhana,hanya tali tambang yang terbuat dari pelepah pohon lontar ( Pelapaq Emali = bahasa Sasaknya ) yang sangat terkenal awet.Bila tidak menemukan pelepah pohon lontar untuk tali tambangnya maka pohon Saot yaitu sejenis tanaman merambat yang banyak terdapat hidup di tengah-tengah hutan Tunaqlah sebagai penggantinya.Pohon Saot ini juga sangat terkenal awet dan tidak mudah patah dan putus bila di gunakan untuk kegiatan mengikat benda apa saja.Alat yang di gunakan Baloq Riwang sebagai alat pelengkapnya adalah beberapa bilah besi yang berbentuk seperti mata panah untuk mencungkil beberapa kerang laut yang menempel di sela-sela bebatuan koral dan bebatuan cadas yang keras.
Ujung tali tambang itu di ikatkan pada sebongkah batu besar yang menancap kuat di atas tanah di atas tebing dan pangkal tali tambang yang satunya di ikatkan pada pinggang,tujuannya adalah sebagai sabuk pengaman apabila tubuh terpeleset dan jatuh maka tali itu akan bisa menahan tubuh agar tidak segera jatuh kebawah,melainkan tubuhnya hanya mungkin akan menggelantung saja.Dengan demikian keselamatan orang tersebut yang jatuh bisa sedikit mengurangi resiko kehilangan nyawa.
Dan alangkah nahasnya nasib seseorang itu apabila orang itu langsung terjun jatuh ke bawah tanpa ada sabuk pengaman.Bisalah di bayangkan bila ada orang yang jatuh dari atas ketinggian tebing laut sekian puluh meter seperti itu sebelum tubuhnya menyentuh air laut di bawah sana tubuhnya sudah hancur lebur jika sampai tubuhnya menerpa ujung-ujung bebatuan cadas yang runcing dan tajam.

Maka kesempatan seperti itulah yang di tunggu-tunggu dan yang di nanti-nantikan oleh para pembunuh utusan dari Anak Agung Made Karangasem itu. Kemudian nampak para utusan itupun mulai mempersiapkan jebakan. Baloq Riwang yang tak menyadari hal itu hanya diam dan perhatiannya hanya tertuju pada apa yang akan di kerjakannya sambil mempersiapkan diri hendak turun kebawah tebing.Mereka membantu Baloq Riwang memasang tali temali tambang dan ada pula yang secara diam-diam tanpa sepengetahuan Baloq Riwang membubuhkan cairan racun ganas yang kasat mata kedalam tali yang akan menjadi sabuk pengamannya Baloq Riwang. Racun yang di bubuhkan itu efeknya sangat luar biasa,memang di awal-awal orang yang terkena racun seperti itu mungkin dia tidak akan merasakan sakit namun setelah belasan menit racun tersebut dapat menimbulkan kelumpuhan yang teramat sangat dan dapat menimbulkan kematian secara mendadak pada korbannya. Racun tersebut dapat meresap melalui pori-pori kulit korbannya.
Memang seperti itulah yang di rencanakan dan yang di inginkan oleh para utusan Anak Agung Made Karangasem itu.Dan setelah semuanya sudah siap dan lengkap maka turunlah Baloq Riwang menuju kebawah tebing di bantu oleh para pembunuh itu dengan tali-tali pengikat Baloq Riwang di pegangi dari atas oleh mereka. Tali-tali pengikat tubuhnya telah terpasang rapi.Ombak di bawah sana menghempas begitu dahsyatnya siap menanti mangsanya yang akan tergulung-gulung lalu di hempaskan ke bongkahan-bongkahan batu yang tajam dan runcing.Namun bagi orang yang sudah terbiasa itu belumlah seberapa.Tak berapa lama kemudian sudah mulai ada nampak Baloq Riwang mulai kelelahan di pertengahan tebing yang tinggi,mungkin efek dari racun tersebut sudah mulai bekerja.Tubuhnya menggigil menahan rasa sakit yang teramat sangat.Tiba-tiba tubuh Baloq Riwang melorot tajam kebawah lalu kemudian tubuhnya terjatuh menimpa batu-batu karang yang tajam dan runcing di bawah sana. Racun yang sangat berbisa telah menggerogoti tubuhnya sehingga beliau tak sempat sadarkan diri ketika terjatuh.Memang sempat terdengar beliau beteriak- teriak memanggil-manggil orang yang berada di atas untuk memberi isyarat bahwa dia terjatuh,namun tak seorangpun dari mereka ada yang menyahut ataupun mereka ada yang membalas teriakan itu.Karena memang sengaja mereka melepaskan ujung tali di bagian atas itu untuk mencelakai dan untuk menghabisi Baloq Riwang dengan kelicikan.
Selain itu dengan penuh rasa benci,licik dan keji mereka sempat melemparkan batu-batu besar ke arah tubuh Baloq Riwang yang sedang tak berdaya di bawah sana.
Namun anehnya tubuh Baloq Riwang tidak bergerak sedikitpun bagai sebuah arca batu karang. Tubuhnya tidak bergerak oleh terjangan dan ganasnya ombak apalagi lemparan-lemparan batu dari para pembunuh itu. Bahkan tubuh Baloq Riwang itu tba-tiba terlihat lenyap dari pandangan mata para pembunuh itu dan tidak terlihat sampai sekarang. Baloq Riwang telah lenyap bagai tertelan Bumi. Ada pula orang lain yang mengatakan bahwa raga Baloq Riwang telah di ambil oleh ratu laut selatan dan di boyong ke istananya. Ada juga yang mengatakan bahwa tubuh Baloq Riwang telah habis di makan dan di telan ikan besar.Ada pula yang mengatakan bahwa jiwa dan raga Baloq Riwang telah di ambil dan di angkat oleh ratu jin penghuni hutan Tunaq. Entahlah Wallahualam,hanya tuhan yang maha mengetahui. Yang jelas Baloq Riwang telah tiada dan telah wafat pada hari itu juga.

Keempat utusan dari Anak Agung Made Karangasem itupun hatinya sangat puas dan girang karena tugas yang telah di berikan kepada mereka telah berjalan dengan mulus dan telah sesuai dengan rencana .
Maka merekapun kembali ke Puyung untuk menghadap raja,mereka melaporkan bahwa tugas yang telah mereka kerjakan sudah berhasil dan telah berjalan dengan mulus. Anak Agung Made Karangasem hatinya sangat girang dan senang sekali karena musuh terbesar yang selama ini yang sangat paling dia takuti sudah lenyap dari muka bumi.Mereka kemudian merayakan kemenangannya terhadap Baloq Riwang dengan taktik kelicikannya itu dengan bermabuk-mabukan. Semalaman penuh mereka mabuk,minum-minuman keras dan berjoget ria di tempat kediamannya.

Adapun para utusan yang telah berhasil membunuh Baloq Riwang itu tak ketinggalan pula mereka di ajak mabuk-mabukan sehingga ketika mereka lengah karena mabuk di saat itulah mereka di bantai satu-persatu oleh Anak Agung Made Karangasem. Anak Agung Made Karangasem sebelumnya sudah pernah memberitahukan kepada para utusannya itu sebelum untuk mereka semua di bunuh satu persatu bahwa sebenarnya Anak Agung  Made Karangasem sudah mengirim beberapa pengintai untuk mengintai gerak-gerik para utusan itu dari jarak jauh dalam hal menghabisi Baloq Riwang dan ternyata tugas itu sudah di lakukan oleh mereka dengan baik.Dan sebagai hadiah untuk kalian silahkan di tunggu saja kata  A A Made Karangasem kepada para pembunuh bayarannya itu sambil berlalu dan masuk kedalam sebuah bilik ruangan untuk mengambil sebuah tombak. Lalu kemudian tombak itu dia hunuskan ke arah tubuh-tubuh para utusan yang malang itu.
Para utusan itu sangat terkejut dan tidak menyangka akan mendapatkan hal buruk seperti itu.Mereka terlalu berharap untuk segera mendapatkan hadiah dari Anak Agung Made Karangasem yang telah di janjikan untuk mereka berupa kepingan uang dan tanah yang luasnya berhektar-hektar.Namun kenyataannya lain dari pada apa yang mereka harapkan.
Itulah akal licik dan biadabnya Anak Agung Made Karangasem tanpa di beri ampun mereka para utusan itu di bunuhnya satu persatu dalam keadaan mabuk berat. Sungguh beruntung salah seorang di antara mereka berhasil meloloskan diri. Utusan yang lolos itu menerobos prajurit-prajurit yang sedang berjaga-jaga di pintu gerbang sehingga sebuah anak panah menancap di lengan kirinya dan sebuah luka sabetan tombak mengenai punggunggnya. Namun dia berhasil lari kabur sejauh-jauhnya.
Di sepanjang pelariannya utusan itu sangat menyesal dan sangat benci kepada  A A Made Karangasem atas perlakuan yang di terimanya. Dia begitu sangat menyesal dan merasa sangat berdosa. Dalam hati dia terus berfikir bahwa selama ini dia telah berbuat jahat dan telah berbuat dosa kepada orang baik seperti Baloq Riwang yang selama ini Baloq Riwang sangat terkenal sebagai orang yang sangat  alim,pemurah hati,berhati mulia ,dermawan dan lain-lain. Dalam masa-masa sekarat dia ingin menebus kesalahannya.Sehingga dia berkeputusan untuk kembali saja ke Tanjung Bungkulan untuk menemui keluarga Baloq Riwang. Dia sangat yakin sekali bahwa para keluarga dari Baloq Riwang sudah pasti semuanya sudah pada berkumpul di sana.

Sementara itu di Tanjung Bungkulan suasananya begitu sepi mencekam. Hanya terdengar suara deburan ombak dan tiupan angin yang terasa dingin. Tiba-tiba di tengah-tengah hutan Tunaq sesekali terdengar suara-suara binatang kerbau-kerbau milik Baloq Riwang yang semakin lama suara itu semakin jelas dan semakin ramai. Ternyata binatang-binatang ternak itu sudah menyadari bahwa Baloq Riwang sang majikannya telah tiada. Begitulah firasat dan naluri hewan sangatlah tajam. Kerbau-kerbau tersebut kemudian bergerombol-gerombol mereka keluar dari semak-semak belukar kemudian berkumpul di suatu tempat. Tak berapa lama kemudian gerombolan-gerombolan kerbau itupun semuanya bergerak keluar hutan. Mereka mencari jalan keluar dan sesudah berhasil keluar hutan,kemudian mereka berhamburan berlarian pulang menuju ke Dusun Batubolong.

Karena Dusun Batubolong adalah merupakan sebuah Dusun tempat tinggal pemiliknya yang ke dua setelah di hutan Tunaq itu. Jarak hutan Tunaq dengan dusun Batubolong memang sangatlah jauh, jaraknya berkilo-kilometer.
Namun jarak sebuah tempat bukanlah hal yang menjadi masalah bagi seekor hewan atau binatang yang memiliki insting dan naluri yang tinggi. Dengan berhamburan dan membentuk gerombolan-gerombolan kerbau-kerbau itu berlarian keluar hutan masuk hutan di setiap jalanan yang mereka lalui.Konon gerombolan-gerombolan kerbau itu pernah beristirahat di sebuah kubangan lumpur di suatu lembah di bawah lereng bukit maka hingga sampai saat ini tempat itu masih di namakan "Tiu Beleng" yang artinya sebuah kolam air yang berlumpur karena memang saat kepanasan atau suhu udara naik binatang kerbau sangat menyukai kubangan lumpur untuk mendinginkan badannya.Konon di sebuah tempat sampai saat ini masih ada di bagian Lombok Selatan dan di tempat ini di yakini sebagai tempat yang di pergunakan oleh gerombolan kerbau Baloq Riwang sebagai jalan pulangnya waktu itu menuju ke dusun Batubolong bahwa di tempat itu ada sebuah tempat yang membentuk lorong-lorong jalan yang sangat banyak bekas tapak kaki kerbau hingga sampai saat ini tempat itu di namakan "Orong Kau" ( Orong bahasa sasaknya yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah lorong jalan ,sedangkan Kau artinya Kerbau ).
Maka tibalah hewan ternak itu di sebuah pemukiman penduduk yaitu di dusun Batubolong yaitu di rumah tuannya sendiri yaitu kampung tempat tinggal istri dan anak-anak dari Baloq Riwang.
Karena memang setiap setahun sekali kerbau-kerbau ini sering di bawa pulang ke dusun Batubolong ini sehingga binatang-binatang ini dengan nalurinya yang sangat tinggi sangat cepat menghafal jalan untuk pergi kemana saja.
Di samping itu pula itulah kehebatan dari  Baloq Riwang karena dengan ilmunya dia mampu menjinakkan hewan ternaknya itu walau hanya dengan di lepas bebas di tengah hutan belantara tanpa sering di jumpainya setiap saat. Ataupun tanpa pernah bersentuhan langsung dan tidak sering bertemu dengan manusia pemiliknya sendiri. Warga Batubolong yang melihat hal ini sangat heran dan terkejut karena peristiwa seperti ini sebelumnya tidak pernah terjadi.

Dari peristiwa inilah yang membuat putra dari Baloq Riwang yaitu si Walih merasa bingung dan khawatir dengan keselamatan ayahandanya di Tanjung Bungkulan. Maka keesokan harinya dengan segeralah dia menyiapkan bekal untuk segera mencari ayahnya di Tanjung Bungkulan. Walih adalah putra Baloq Riwang yang terkenal sakti dan sangat hebat juga dalam hal ilmu agama dan ilmu bela diri. Konon karena kesaktiannya inilah Walih nantinya di kenal sebagai sebutan Baloq Walih yang dalam riwayatnya beliau setelah wafat di makamkan di area pemakaman wilayah Bunjeruk Kec.Jonggat Lombok Tengah. Konon letak makamnya berada sejajar atau berdampingan dengan makam seorang Raja atau Bangsawan di Bunjeruk.
Bersama beberapa rombongan baik orang yang sudah tua maupun yang masih muda dan laki-laki maupun perempuan dari warga dusun Batubolong ,Walih mulai berangkatlah menuju hutan Tunaq.Mereka terus berjalan keluar hutan lalu masuk hutan lagi melewati jalanan menanjak lalu berbelok-belok jalannya dan ketika beberapa jam perjalanan maka sampailah rombongan itu di hutan Tunaq dan di Tanjung Bungkulan.

Setibanya Walih di hutan Tunaq atau tepatnya di atas Tanjung Bungkulan itulah di dapatinya tubuh seseorang tergeletak yang sedang terluka parah. Tubuh orang itu nampak lemah dan basah kuyup oleh darah. Ternyata orang itu tidak lain dan tidak bukan dia adalah salah satu dari utusan Anak Agung Made Karangasem yang berhasil meloloskan diri ketika hendak di bunuh oleh A A Made Karangasem itu tadi. Walih segera menemui orang itu dan menanyakan hal apa yang telah terjadi.
Maka sebelum dia meninggal dengan sisa-sisa tenaganya yang masih ada , mulailah orang itu menceritakan tentang hal apa yang sebenarnya telah terjadi menimpa Baloq Riwang dari awal sampai dari akhir cerita dengan sejujur-jujurnya.
Dia mengakui dan merasa sangat bersalah dan menyesal serta sangat merasa berdosa sekali.
Mendengar cerita dari mantan utusan A A Made Karangasem itu Walih merasa sangat terkejut, terpukul ,sedih,pilu ,hatinya terasa remuk dan hancur dan sangat berduka cita yang teramat sangat mendalam sekali.
Rasa sedih itu tidak bisa di ucapkan dan tidak bisa di ceritakan dengan kata-kata.Karena yang namanya bersedih pasti setiap orang pernah mengalami dan pernah merasakannya.
Serentak mereka melakukan pencarian dan penyisiran, mereka semua mencari jasad Baloq Riwang di seluruh penjuru bibir tebing Tanjung Bungkulan namun berhari-hari mereka melakukan pencarian namun sampai detik inipun jasad dari Baloq Riwang itupun tidak pernah mereka temukan. Mereka menelusuri seluruh pinggir-pinggir pantai hutan Tunaq, di teluk Awang pun mereka jelajahi menggunakan perahu milik para nelayan yang biasa mencari ikan di seputaran tempat itu namun tidak juga mereka temukan.
Akibat pendarahan dan lukanya yang parah maka mantan utusan dari A A Made Karangasem Itupun meninggal di tempat itu juga.
Mantan utusan A A Made Karangasem itu sebelum dia meninggal dia sempat meminta agar mayatnya sendiri juga di buang saja ke tepi jurang Tanjung Bungkulan untuk menebus kesalahan-kesalahan yang telah dia lakukan terhadap Baloq Riwang. Namun Walih tidak menghendaki itu , Walih tidak menghendaki tempat itu sebagai ajang tempat saling bunuh membunuh. Di samping itu mungkin dalam fikirannya Walih tidak ingin tempat yang telah dia anggap sebagai tempat yang suci yaitu tempat ayahandanya menimba ilmu lewat jalan bertafakaur di tempat itu tidak akan di kotori oleh jasad-jasad manusia pendosa seperti orang itu.
Kesabarannya sungguh sangat luar biasa sifat sabarnya sudah menurun dan mewarisi dari sifat ayahnya. Tanpa pernah di sentuhnya sedikitpun justru mayat orang itu dia kembalikan ke keluarganya di suatu dusun yang letaknya sangat terpencil. Mendengar cerita prihal perbuatan yang telah di lakukan oleh anggota keluarganya sendiri terhadap Baloq Riwang maka pihak keluarga dari mantan utusan A A Made Karangasem itu sangat malu besar. Akibat mereka tak sanggup menanggung rasa malu dan rasa salahnya itulah akhirnya mereka semua pergi meninggalkan kampung halamannya. Mereka semua pergi ke luar dari daerah Pulau Lombok. Ada kabarnya mereka menyeberangi selat dan lautan menuju ke arah timur yaitu ke Pulau Irian Jaya yang sekarang terkenal dengan nama Pulau Papua Barat.

Setelah wafatnya Baloq Riwang maka oleh si Walih putra dari Baloq Riwang sendiri dan atas rasa peduli serta inisiatif dari warga Kampung Batubolong maka di tanamkanlah sepasang batu nisan atau di buatlah makam di tempat itu yaitu di atas tanah yang datar dan lapang di atas Tebing Tanjung Bungkulan tersebut.Tujuannya adalah untuk mengenang jasa-jasa dari Baloq Riwang yang telah tiada. Kadang di hari-hari tertentu untuk mengenang jasa-jasa sang ayahnya tercinta si Walih sering mendatangi tempat itu. Walih melatih ilmu bela diri yang dia miliki di tempat itu hingga akhirnya diapun tumbuh menjadi sosok seorang pendekar sakti yang pilih tanding ketika dalam usia yang masih sangat muda sekali pada zaman itu. Konon karena kesaktiannya yang luar biasa itulah Walih di angkat menjadi orang kepercayaan dari seorang raja atau bangsawan yang tinggal di Bunjeruk Kecamatan Jonggat di Lombok Tengah, di sana beliau sangat di cintai dan sangat di hormati oleh rakyat dan dari kalangan para keluarga bangsawan yang lainnya.Hingga ketika wafatnya beliaupun makamnya terletak berdampingan dengan makam raja atau bangsawan di Bunjeruk tersebut.
Karena konon sang ayahnya pernah berpesan kepada Walih semasa masih hidupnya bahwa di area Tanjung Bungkulan dan sekitarnya adalah tempat yang sangat cocok untuk tempat berlatih ilmu bela diri dari semua jenis dan aliran ilmu beladiri serta semua jenis olahraga. Ilmu Pencak Silat,Karate,Taekwondo,Tarung Drajat dan lain-lain adalah ilmu beladiri yang sangat cocok untuk di latih dan di kembangkan di tempat itu.Atas alasan apakah hingga tempat itu pernah di nobatkan oleh sang Baloq untuk ajang olah ilmu kanuragan,ilmu batin atau yoga dan sejenisnya ? entahlah ,Wallahualam hanya almarhum Baloq Riwang dan Baloq Walih saja yang mengetahuinya.

Tetapi memang kalau di lihat dari letak geografisnya tempat itu memang sangat cocok untuk area latihan olahraga karena di samping letaknya yang terpencil dan jauh dari polusi serta jauh dari kebisingan kota tempat itu juga menyediakan suasana alam yang betul-betul sangat alami. Hingga saat ini sudah begitu banyak para wisatawan asing ,mancanegara dan para wisatawan lokal yang datang ke tempat itu. Mereka datang ke tempat itu ada yang sekedar hanya untuk jalan-jalan menikmati suasana alam lautan dan suasana alam hutan di pinggir pantai Tunaq.Ada yang datang hanya untuk sekedar memancing ikan-ikan yang datang nyasar sampai di bawah tebing pantai itu pada malam hari dan ada pula para wisatawan yang menginap dan membuat tenda darurat untuk bermalam.Karena memang di area Tanjung Bungkulan dan di sekitar area makam itu belum ada di bangun tempat penginapan khusus.Terkadang mereka datang terdiri dari rombongan-rombongan kecil dan rombongan-rombongan besar. Rombongan-rombongan besar itu kadang terdiri dari kaum terpelajar, para atlit olahragawan dan lain-lain. Rombongan-rombongan tersebut harus membawa bekal air minum dan makanan karena di tempat itu belum ada warung nasi atau waserda.Serta untuk keamanan tidak boleh lupa membawa atau mengikut sertakan tim security atau tukang jaga malam dan tukang jaga di jalan dan harus di lengkapi dengan senjata karena berhubung jalan yang akan di lalui untuk sampai ketempat itu adalah area hutan lindung maka sangat di khawatirkan ada binatang buas yang tersesat sampai ke tempat-tempat itu.
Para atlit-atlit tersebut melakukan latihan di tempat itu sebelum mereka akan berangkat bertanding di tempat lain untuk mengejar kejuaraan.Mereka berlatih baik di pagi sampai siang dan sore hari dan kadang pula di malam hari di bawah terangnya sinar rembulan dan cahaya lampu yang mereka bawa ke tempat itu. Karena ternyata masih banyak pula orang-orang yang  mempercayai bahwa memang di tempat itu memiliki daya kekuatan magis dan daya kharismatik yang cukup kuat sebagai sarana berlatih sesuai pesan-pesan terakhir dari sang almarhum pemilik makam tersebut. Sama halnya dengan makam para Wali-wali Allah yang lainnya yang sudah di anggap keramat lalu kemudian banyak orang-orang yang berbondong-bondong datang ke tempat itu hanya untuk sekedar berziarah ke makam tersebut.
Sebagai contohnya adalah Makam Wali Nyatuq yang terletak di desa Rembitan,Makam para Walisongo yang ada di Pulau Jawa dan lain-lain.

Sementara itu di Praya ketika Lalu Ismail alias Guru Bangkol mendengar kabar bahwa Baloq Riwang telah gugur maka beliau sangat terkejut dan berduka cita yang begitu sangat mendalam sekali. Di tambah pula beberapa orang teman-temannya yang lainnya sudah banyak pula yang ikut gugur oleh kaki tangan A A Made Karangasem, namun hal itu tidak menyurutkan semangat Guru Bangkol untuk terus bangkit melawan kesewenang-wenangan tentara hindu Bali yang wilayah kekuasaannya semakin lama semakin meluas ke seluruh pelosok-pelosok bumi Lombok. Memasuki bulan ke enam sekitar seminggu setelah wafatnya Baloq Riwang A A Made Karangasem dengan sangat girang hati mengerahkan seluruh kekuatan pasukannya dan di bantu oleh ratusan pasukan yang berada di wilayah sekitar Praya yang membelot dan membantu AA Made karangasem untuk menggempur Praya.
Pasukan yang membelot tersebut adalah merupakan sebagian pasukan hasil politik adu domba dan politik pecah belah yang di lakukan oleh AA Made Karangasem antara orang yang setia dengan Praya dan yang tidak setia.Wafatnya Baloq Riwang telah membuat AA Made Karangasem telah mulai kembali berani memasuki wilayah Praya dengan angkuh dan sombongnya.
Pasukan Praya dan wilayah-wilayah Praya yang lainnya yang masih setia pada saat itu masih di pimpin oleh Guru Bangkol dan masih di temani oleh beberapa teman setianya masih terus bertahan di dalam Masjid Jamiq Praya. Mereka bertempur mati-matian mempertahankan tanah airnya. Hingga di dalam perang Praya ini terkenal sumpah yang sangat menakutkan bagi musuh-musuhnya yaitu dengan nama sumpah "Pagah Praye". Namun pada akhirnya Praya dapat pula di kuasai oleh pasukan A A Made karangasem dan Masjid Jamiq pun akhirnya dapat dibakar oleh musuh.

Baiklah secara singkat saja pada tahun 2003 yang telah lalu beberapa tokoh masyarakat yang tinggal di seluruh penjuru Pulau Lombok dan Sumbawa pernah secara serempak mendatangi area makam tersebut dan melakukan renovasi terhadap makam Baloq Riwang di Tanjung Bungkulan itu.Di renovasi dalam arti Batu Nisannya sudah di ganti dengan yang baru karena Batu Nisan yang terdahulunya sudah remuk dan lapuk termakan usia serta akibat cuaca yang ekstrim di pinggiran laut.Tokoh-tokoh masyarakat yang hadir salah satunya adalah seorang kepala desa di wilayah kecamatan Praya Timur. Beliau adalah merupakan keturunan dari si pemilik makam tersebut. Di samping itu pula hadir seorang kepala tim pamswakarsa yang sekaligus mengaku juga sebagai keturunan dari si pemilik makam tersebut. Hal itu dia buktikan dengan anaknya banyak yang memiliki dan membawa ciri fisik mirip dari Baloq Riwang yaitu warna rambut anak-anaknya berwarna merah alami.
Pada saat itu jumlah rombongan yang ikut hadir hampir ribuan orang mereka berjalan kaki menyusuri hutan Tunaq karena pada saat itu jalan yang sudah ada sekarang ini pada waktu itu belum di bangun. Sehingga alat transportasi darat belum bisa untuk sampai ke Tanjung Bungkulan. Mobil dan motor mereka parkir dan mereka titipkan di rumah salah seorang warga masyarakat yang tinggal di pantai Bumbang.

Demikianlah sejarah singkat dari Makam Baloq Riwang yang meski apa yang telah Baloq Riwang perjuangkan dan apa yang telah Baloq Riwang korbankan serta apa yang telah Baloq Riwang berikan untuk bangsa dan negara serta agama mungkin tidak akan pernah kita jumpai dalam catatan-catatan sejarah kepahlawanan ataupun ketokohannya dalam bentuk sebuah buku mata pelajaran di dunia Pendidikan ataupun di dunia perkuliahan. Ataupun dalam bentuk lainnya.
Kecuali hanya ada di dalam catatan kecil ini saja dan hanya akan ada di dalam buku Bedah Takepan Babad Pujut Sasak Lombok saja.
Ataupun nama Baloq Riwang mungkin dalam deretan nama-nama para tokoh-tokoh pejuang untuk wilayah Lombok Tengah tercinta ini belumlah pernah ada kita jumpai kecuali pada saat sekarang ini. Kenapa hal itu bisa terjadi ? Entahlah, wallahualam.
Namun nama beliau akan selalu tetap ada,akan selalu tetap hidup dan akan selamanya di kenang oleh anak keturunannya sampai kelak di akhir zaman. Karena Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau mengenal dan mau menghargai jasa-jasa para pahlawannya yang telah gugur di medan perang melawan kaum penjajah di atas bumi pertiwi.

Komentar